21 December 2008

Jelang Setahun Rumah Baca

Sebentar lagi, usia RB hampir genap setahun. Kami tentu saja sangat bersyukur hingga detik ini masih mampu bertahan untuk membuat RB tetap buka. Ya, bersyukur, karena tidak mudah bagi kami saat ini untuk mempertahankan RB tetap  buka.

Bukan hanya sekali tercetus pikiran untuk menutup saja RB, setidaknya hingga kami benar-benar mapan dan siap. Tapi cepat-cepat kami buang pikiran tersebut. Jika sekarang kami tutup, bisa saja RB tidak akan pernah buka lagi. Karena kami bisa saja terlalu mapan dan lupa dengan impian awal ini.

Sebenarnya, apa sih masalah yang memberatkan kami? Apa kami tidak mampu lagi membeli buku-buku untuk menambah koleksi RB?

Sebenarnya itu tidak pernah menjadi masalah buat kami. Hingga saat ini, koleksi buku RB telah mencapai angka 1500an judul, belum termasuk koleksi majalah yang memang tidak kami data. Tiga rak yang kami punya saat pertama kali membuka RB bahkan tidak lagi mencukupi, hingga banyak buku yang ditumpuk begitu saja dilantai.

Masalah yang pertama kali mengganjal hati kami adalah buku-buku yang hilang atau rusak. Setiap bulan, ada saja buku yang hilang dari daftar kami. Tapi untuk masalah ini kami bisa menghibur diri dengan mengatakan, "pasti orang itu sangat mencintai buku dan ingin sekali memilikinya, hingga sulit untuk mengembalikannya." Yah, cinta memang membuat kita selalu ingin memiliki apa yang kita cintai.

Yang mengesalkan jika buku kembali dalam keadaan rusak, entah penuh lipatan disana-sini, coretan tinta, atau sobek kecil hingga jilid yang rusak. Sebenarnya bagaimana sih mereka membacanya? 

Masalah paling mengganjal adalah saat ini kami tidak bisa maksimal dalam memberi pelayanan.

Ya, sejak adik ipar diterima kerja beberapa bulan lalu, RB hanya bisa buka sejak pukul 4 sore, saat Istri saya pulang dari sekolah. Yang menjadi masalah, saat ini usia kandungan Istri sudah memasuki bulan ke tujuh. Seharusnya pulang kerja ia bisa istirahat tenang sejenak, karena malam harinya pasti didatangi siswa-siswinya yang ingin belajar tambahan. Tapi ini harus dipusingkan dengan kunjungan anggota RB yang rata-rata masih dibawah umur, cerewet dan berisik. Saya sendiri tidak bisa membantu apa-apa, karena masih harus menetap di Bandung.

No comments:

Post a Comment