10 September 2012

Belajar Kritik Fiksi Part 2


Oke, seperti kujanjikan sebelumnya, pembahasan kali ini tentang hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan kritik fiksi. Ini bukan aturan baku yang harus benar-benar dipraktekan dengan ketat, tapi dengan mengetahui hal ini, setidaknya kita yang sedang belajar dan mengasah pisau kritiknya tahu harus memulai dari mana? Sementara itu, silahkan untuk yang belum sempat membaca Belajar Kritik Fiksi Part 1.

Untuk yang sudah membaca bagian pertama, silahkan lanjutkan dengan artikel bagian kedua.

Hal Yang Perlu Di Perhatikan


Pembukaan

Apakah beberapa kalimat atau paragraf pembuka berhasil memikat perhatian kita? Apa hal itu sudah memuat permasalahan yang dihadapi tokoh utama? Hal ini penting, karena pembukaan yang baik bisa membantu penjualan sebuah buku. Jangan lupa, kita seringkali menilai sebuah buku dari beberapa kalimat atau paragraf awal. Ini sering jadi pertimbangan kita apa akan membeli buku tersebut atau tidak. 


Konflik

Konflik menjadi penting untuk diperhatikan, disinilah letak daya tarik sebuah cerita.  Bagaimana pemetaan konflik antar tokoh cerita yang dilakukan penulis? Adakah konflik emosional didalamnya? Karena ini sangat disukai oleh pembaca. Apakah terlalu banyak atau malah kurang konflik dalam cerita tersebut? Bagaimana penulis mempresentasikan konflik tersebut, dan tentunya menjadi penting, bagaimana ia menyelesaikannya.


Plot


  1. Apa plot yang disajikan sudah sangat jelas dan bisa dipercaya.
  2. Apa karakter utama mampu mendefinisikan masalah yang harus dipecahkan? Apa menurutmu diakhir cerita seharusnya tokoh utama mampu menyelesaikan permasalahannya atau ia harus menerima dan hidup dengan segala permasalahannya.
  3. Bisakau kau memahami dengan cepat dimana lokasi dan dan kapan waktu cerita berlangsung?
  4. Apa cerita dimulai di tempat yang tepat? Apa diakhiri di tempat yang tepat?
  5. Apa ada bagian cerita yang seharusnya tidak perlu ada?
  6. Apa terlalu banyak flashback yang merusak konsentrasi membaca?
  7. Jika ini cerpen, apakah terlalu banyak sub-plot? Jika ini novel, bisakah lebih memberi perhatian pada sub-plot atau menambah lebih banyak sub-plot? Atau sebaliknya, terlalu banyak sub-plot dan membuatmu menjadi bingung terhadap benang merah cerita?
  8. Apa setiap sub-plot memang diperlukan? Apa keberadaannya disana memang dibutuhkan oleh cerita? Atau mungkin penulis hanya memasukannya untuk menambah kompleks cerita saja.
  9. Alur: Apa Plot dan sub-plot bergerak dengan alur yang baik untuk menjaga pembaca tetap fokus?
  10. Resolusi konflik: Apakah penulis menyelesaikan konflik dengan cara yang rasional? Apakah ia membiarkan kita bingung dan bertanya-tanya apa yang terjadi? Saat selesai, bagian mana yang menurutmu perlu mendapat penjelasan? Jika penulis meninggalkan konflik yang tidak diselesaikan, apa ini indikasi akan ada cerita lanjutan?

Setting

Ini sangat rumit dan harus disesuaikan dengan karakter pembaca saat naskah dipublikasikan. Misalnya deskripsi, pembaca di masa lalu mungkin tidak keberatan dengan pendeskripsian background cerita yang sangat detail dan lengkap hingga seolah kita berada disana langsung dan melihat seluruh bagian lokasi cerita hingga kesudut-sudutnya, tapi untuk pembaca modern, mungkin akan menjadi bertele-tele dan membosankan. Juga perlu diperhatikan apakah pendeskripsian ini dilakukan dengan cara yang klise.Apa penulis mampu meyakinkan kita dengan baik kalau karakter di tempat dan waktu tersebut akan berperilaku seperti yang digambarkannya?


Karakter atau Penokohan

Apakah tokoh-tokohnya terlihat nyata? Ataukah karakter utamanya terlalu stereotip dan satu dimensi Apakah fakta-fakta tentang karakter ini akurat? Apa kau mendapatkan gambaran yang baik tentang budaya, periode sejarah, lokasi dan pekerjaan tokoh utama? Apakah paradoks tentang emosi, perilaku dan nilai karakter sudah cukup, atau terlalu berlebihan? Latar cerita, apakah mengalihkan perhatian kita karena penulis seolah ingin mengenalkan informasi dan latar belakang karakter sekaligus atau kita belajar tentang karakter sedikit demi sedikit dari informasi yang kita temukan disana-sini? Apa ada perkembangan karakter atau emosi tokoh?

Apa cerita akan lebih baik jika ditambahkan beberapa detail informasi tentang tokoh, atau lebih baik dengan mengurangi beberapa bagian?Apa ada karakter jahat disana? Apakah ia sangat jahat hingga menyerupai kejahatan iblis dan hanya satu sisi saja, seperti tokoh jahat dalam kartun? Apakah tokoh ini memiliki nilai-nilai baik dalam dirinya? Apa mereka memandang diri mereka sendiri sebagai seorang pahlawan?Setiap pembaca tentunya memiliki selera sendiri seperti apa karakter yang mereka sukai, cerita ini memiliki terlalu banyak atau kurang berkarakter menurutmu?


Dialog

Apakah dialog yang dilakukan para tokoh sudah sesuai dengan karakter mereka? Apa terlalu banyak atau kurang dialog menurutmu ? Adakah karakter yang senang berbicara panjang secara monolog? Apa kau bisa merasakan ketagangan, konflik, sikap dan keinginan setiap karakter dari dialog mereka tanpa penulis harus memberitahukannya padamu? Apa dialog terlihat seperti pembicaraan sehari-hari dengan semua kalimat tak utuh, jeda, pengulangan, klise dan lainnya yang mengganggu? Apa setiap karakter punya irama sendiri, atau aksen jika perlu? Dalam dialog, apa kamu bisa mengatakan siapa yang sedang berbicara jika tidak ada nama atau jenis kelamin yang disebut dalam kalimat?


Sudut Pandang

Sudut pandang seperti apa yang digunakan penulis untuk bercerita? Apakah pilihan sudut pandangnya sudah tepat untuk cerita yang disampaikannya? Jika beberapa sudut pandang digunakan sekaligus, apakah perubahannya membuatmu bingung?


Katakan vs Ceritakan

Metode seperti yang digunakan oleh penulis, apa ia mendeskripsikan apa yang dilihat dan rasakan oleh tokoh, misalnya: suara, bau-bauan, sentuhan, rasa? Atau penulis hanya mengatakan padamu kalau makan malamnya sangat enak? Apakah penulis menggambarkan bagaimana sikap tokohnya? Apa kita punya kesempatan untuk menafsirkan apa yang dirasakan oleh tokohnya atau hanya diceritakan apa yang sedang dirasakan oleh sang tokoh?


Format Naskah

Bagian ini bersifat teknis visual dan tidak terlalu berhubungan langsung dengan penulis tapi sebagai sebuah buku ini menjadi bagian penting untuk pembaca,  apakah buku itu mudah dibaca? Apa paragrafnya terlalu panjang atau kurang margin?


Tata Bahasa

Apa kalimat yang digunakan sudah efektif? Apa terlalu banyak kesalahan bahasa, penggunaan istilah yang tidak tepat dan lainnya? Terlalu banyak kesalahan akan mengurangi kenikmatan dalam membaca. Apa ada banyak kata-kata klise? Apa penulis menggunakan teknik melodrama dalam menuliskan dialog-dialognya?


Genre

Kamu mungkin ingin mengomentari pemilihan genre cerita oleh penulis, bagaimana ia menuliskan genrenya, apakah teknik menulisnya mampu menghidupkan genre cerita yang dipilihnya?


Itulah, hal-hal yang harus kita perhatikan saat mengkritik sebuah fiksi. Selain itu, dalam artikel kritik nanti, ada baiknya kalau kita memberitahu penulis kalau genre yang dipilihnya bukanlah genre favorit kita. Ini akan memudahkan mereka memahami sudut pandang kita dalam melakukan kritik. Hal yang tidak kita sukai dari satu cerita mungkin saja menjadi daya tarik bagi penggemar genre tersebut. Jangan takut untuk mengkritik genre tulisan lain, selalu ada hal yang penting dan bisa dipelajari oleh semua jenis genre, dan setiap penulis/kritikus yang baik harus bisa menemukannya.

Pelajari tulisan-tulisan kritik orang lain –bukan cerita yang akan kita kritik tentunya. Ini membantu memahami apa saja yang harus di kritik dan bagaimana kritik itu dilakukan. Membaca kritik yang bagus akan membantu seorang pemula untuk mempelajari alat apa saja yang dibutuhkan untuk menjadi kritikus yang baik.

Jangan lupa pula untuk mempertimbangkan target pembaca. Penting untuk mencari tahu target pembaca dari fiksi tersebut, dengan begitu, kita bisa mempertimbangkan, apakah karya tersebut sudah tepat untuk target pembaca-nya.Itulah, bagaimana kira-kira proses untuk melakukan kritik terhadap karya fiksi.  Selamat mengkritik .J

No comments:

Post a Comment