14 September 2012

10 Tips Menulis Cerdas

Dalam dunia digital yang makin berkembang ini, informasi apapun bias didapatkan di internet. Sayang, informasi tersebut sebagian besar tidak bermanfaat dan tidak ditulis dengan baik. Setiap orang bisa mempublikasikan tulisan dengan mudah, kapanpun, dimanapun, tanpa teknik menulis yang baik dan tidak harus melewati ‘pisau bedah tajam’ editor.

Di era penerbitan konvensional, editor bertanggung jawab memisahkan naskah yang baik dari yang buruk. Dalam bentuk idealnya, merekalah yang menciptakan standar, mana tulisan yang layak di konsumsi, mana yang tidak layak.

Kemudahan dalam mempublikasikan tulisan di internet membuat keadaan yang disebut information overload, perlu ketelitian, kejernihan dan metode yang tepat untuk memilah mana informasi yang tepat, mana yang palsu, mana tulisan yang masih mentah, mana yang layak terbit. Sayangnya, editor tidak mampu menjangkau wilayah digital yang bebas dan terbuka ini.

Menjadi  tugas dan tanggung jawab moral penulis yang mempublikasikan karyanya di Internet untuk memberikan tulisan yang benar dan layak baca. Penulis harus mampu menuangkan gagasannya dalam bentuk tulisan dengan lugas, kemudian beralih baju dari seorang penulis menjadi seorang editor yang dengan tega memotong atau memutilasi naskahnya kemudian merangkainya kembali menjadi satu tulisan yang utuh.

Inilah sepuluh tips menulis yang akan membantu kita saat menulis dan mengedit sendiri tulisan kita:

1.       Potong bagian yang membosankan.

Baca lagi, lagi dan lagi naskah kita untuk menemukan bagian-bagian yang membosankan, tidak perlu dan tidak menarik kemudian hapus.

Kecuali kita menulis jurnal harian yang tidak akan dibaca siapapun, kita harus mempertimbangkan perhatian pembaca terhadap naskah kita. Tidak ada gunanya mempublikasikan hal yang tidak menarik dan tidak bermanfaat.

2.       Hilangkan kata-kata yang tidak perlu.

Saya dulu merasa penggunaan kata-kata seperti ‘Benar-benar’, ‘sebenarnya’, atau ‘sangat’ dapat membantu memperkuat tulisan kita. Tidak. Itu hanya pemborosan. Buang dan jangan pakai lagi.

3.       Menulis dengan hati.

Sudah jelas, jika kita menulis tanpa hati atau gairah, bagaimana bisa mengharapkan orang lain membaca tulisan kita dan tersentuh karenanya.

4.       Beri warna pada tulisan.

Tidak salah memang menuliskan segala sesuatu apa adanya tanpa ‘bumbu penyedap.’ Tapi jika kita ingin menarik perhatian pembaca, menggunakan perumpamaan, metafora dan penggambaran yang jelas menciptakan respon emosional yang kuat.

5.       Intinya tetap sederhana.

Banyak orang yang menganggap, tulisan yang baik itu tulisan yang panjang, hingga berlembar-lembar. Akibatnya, banyak penulis yang menghias tulisannya dengan kata-kata yang berliku-liku dan penuh taburan bunga. Kenyataannya, lebih sulit (namun efektif) untuk mengekspresikan diri sesederhana mungkin, apa adanya.

6.       Lakukan dengan penuh cinta.

Jangan berpikir tentang uang saat menulis. Saat kita mulai menulis, sulit memutuskan dari mana harus memulai. Jadi jangan berpikir. Mulai saja menulis. Blog merupakan media yang tepat untuk memulai. Saat kita mendapatkan respon balik dari pembaca blog, itulah hal yang paling berharga.

7.       Belajar menerima kritik.

Menulis (di internet)berarti menempatkan diri kita dalam belas kasihan penghujat dan kritikus paling kejam tanpa identitas. Belajar untuk terbiasa menyikapi kritik sekasar apapun, dan pergunakan itu sebagai bahan bakar untuk memperbaiki diri dan tulisan.

8.       Menulis setiap saat.

Untuk bagian ini, saya akan meminjam kata-kata dari para maestro.
Kuantitas menghasilkan kualitas. Jika kau hanya menulis beberapa hal, kau tamat
~ Ray Bradbury

Caramu mendefinisikan diri sebagai seorang penulis adalah dengan menulis setiap saat diwaktu luangmu. Jika kau tidak melakukan itu, kau tidak akan melakukan apapun.
~ John Irving

9.       Tulis apa yang kau tahu, atau ingin ketahui.

Menulis adalah tentang kepercayaan. Yang terbaik adalah menulis tentang wilayah yang jadi keahlian kita, jika kita tidak punya keahlian, membaca dan menulis adalah cara terbaik untuk mengembangkannya.

10.   Jadilah unik dan berbeda.

Meniru karya para maestro adalah cara terbaik untuk belajar, tapi untuk menjadi seorang ahli, kembangkanlah cara kita sendiri. Meniru yang sudah ada tidak akan pernah membawa kita kemana-mana.

Bereksperimenlah dengan gaya baru, walau itu artinya mengundang kritik. Tanpa bergerak maju, kita akan tertinggal dibelakang.

No comments:

Post a Comment