Dalam dunia digital yang makin berkembang ini, informasi apapun
bias didapatkan di internet. Sayang, informasi tersebut sebagian besar tidak
bermanfaat dan tidak ditulis dengan baik. Setiap orang bisa mempublikasikan
tulisan dengan mudah, kapanpun, dimanapun, tanpa teknik menulis yang baik dan tidak harus melewati ‘pisau bedah tajam’ editor.
Di era penerbitan konvensional, editor bertanggung jawab
memisahkan naskah yang baik dari yang buruk. Dalam bentuk idealnya, merekalah
yang menciptakan standar, mana tulisan yang layak di konsumsi, mana yang tidak
layak.
Kemudahan dalam mempublikasikan tulisan di internet membuat
keadaan yang disebut information overload,
perlu ketelitian, kejernihan dan metode yang tepat untuk memilah mana informasi
yang tepat, mana yang palsu, mana tulisan yang masih mentah, mana yang layak
terbit. Sayangnya, editor tidak mampu menjangkau wilayah digital yang bebas dan
terbuka ini.
Menjadi tugas dan
tanggung jawab moral penulis yang mempublikasikan karyanya di Internet untuk
memberikan tulisan yang benar dan layak baca. Penulis harus mampu menuangkan
gagasannya dalam bentuk tulisan dengan lugas, kemudian beralih baju dari
seorang penulis menjadi seorang editor yang dengan tega memotong atau
memutilasi naskahnya kemudian merangkainya kembali menjadi satu tulisan yang
utuh.
Inilah sepuluh tips menulis yang akan membantu kita saat menulis
dan mengedit sendiri tulisan kita:
1. Potong bagian yang membosankan.
Baca lagi, lagi dan lagi naskah kita untuk menemukan
bagian-bagian yang membosankan, tidak perlu dan tidak menarik kemudian hapus.
Kecuali kita menulis jurnal harian yang tidak akan dibaca
siapapun, kita harus mempertimbangkan perhatian pembaca terhadap naskah kita. Tidak
ada gunanya mempublikasikan hal yang tidak menarik dan tidak bermanfaat.
2. Hilangkan kata-kata yang tidak perlu.
Saya dulu merasa penggunaan kata-kata seperti ‘Benar-benar’,
‘sebenarnya’, atau ‘sangat’ dapat membantu memperkuat tulisan kita. Tidak. Itu hanya
pemborosan. Buang dan jangan pakai lagi.
3. Menulis dengan hati.
Sudah jelas, jika kita menulis tanpa hati atau gairah,
bagaimana bisa mengharapkan orang lain membaca tulisan kita dan tersentuh
karenanya.
4. Beri warna pada tulisan.
Tidak salah memang menuliskan segala sesuatu apa adanya
tanpa ‘bumbu penyedap.’ Tapi jika kita ingin menarik perhatian pembaca,
menggunakan perumpamaan, metafora dan penggambaran yang jelas menciptakan
respon emosional yang kuat.
5. Intinya tetap sederhana.
Banyak orang yang menganggap, tulisan yang baik itu tulisan
yang panjang, hingga berlembar-lembar. Akibatnya, banyak penulis yang menghias
tulisannya dengan kata-kata yang berliku-liku dan penuh taburan bunga.
Kenyataannya, lebih sulit (namun efektif) untuk mengekspresikan diri
sesederhana mungkin, apa adanya.
6. Lakukan dengan penuh cinta.
Jangan berpikir tentang uang saat menulis. Saat kita mulai
menulis, sulit memutuskan dari mana harus memulai. Jadi jangan berpikir. Mulai saja
menulis. Blog merupakan media yang tepat untuk memulai. Saat kita mendapatkan
respon balik dari pembaca blog, itulah hal yang paling berharga.
7. Belajar menerima kritik.
Menulis (di internet)berarti menempatkan diri kita dalam belas
kasihan penghujat dan kritikus paling kejam tanpa identitas. Belajar untuk
terbiasa menyikapi kritik sekasar apapun, dan pergunakan itu sebagai bahan
bakar untuk memperbaiki diri dan tulisan.
8. Menulis setiap saat.
Untuk bagian ini, saya akan meminjam kata-kata dari para
maestro.
Kuantitas menghasilkan kualitas. Jika kau hanya menulis beberapa hal, kau tamat~ Ray Bradbury
Caramu mendefinisikan diri sebagai seorang penulis adalah dengan menulis setiap saat diwaktu luangmu. Jika kau tidak melakukan itu, kau tidak akan melakukan apapun.~ John Irving
9. Tulis apa yang kau tahu, atau ingin ketahui.
Menulis adalah tentang kepercayaan. Yang terbaik adalah
menulis tentang wilayah yang jadi keahlian kita, jika kita tidak punya
keahlian, membaca dan menulis adalah cara terbaik untuk mengembangkannya.
10. Jadilah unik dan berbeda.
Meniru karya para maestro adalah cara terbaik untuk belajar,
tapi untuk menjadi seorang ahli, kembangkanlah cara kita sendiri. Meniru yang
sudah ada tidak akan pernah membawa kita kemana-mana.
Bereksperimenlah dengan
gaya baru, walau itu artinya mengundang kritik. Tanpa bergerak maju, kita akan
tertinggal dibelakang.
No comments:
Post a Comment